KONFLIK DALAM
ORGANISASI
Aldiano J.Putra (10112582)
Bayu A.Pratama (11112386)
Erda O.Rusmana ( 12112514)
Indriani F. Pieter (13112725)
Rahman R (15112930)
Riri Rizabil (16112442)
Septian P. Gianyar (16112932)
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur kami sampaikan
kepada Tuhan YME yang dengan kemurahanNYA tugas tulisan kelompok kami yang
berjudul “ KONFLIK DALAM ORGANISASI ”
dapat terselesaikan. Tema dari tulisan kami merupakan sebuah masalah yang
banyak terjadi dalam kehidupan sehari-hari di kehidupan bermasyarakat. Sebuah
masalah yang banyak dialami oleh masyarakat dalam kegiatan berorganisasi.
Makalah ini dibuat dalam rangka
untuk memeperdalam pemahaman tentang organisasi, terutama pemahaman tentang
konflik-konflik yang sering atau banyak teradi didalam organisasi. Dengan
makalah yang kami buat ini diharapkan dapat memberi pemaham kepada pembaca agar
lebih mengerti tentang konflik yang terjadi dalam organisasi, dan diharapakan
pembaca dapat mengerti untuk menangani atau menyelesaikan konflik yang mungkin
suatu saat akan pembaca hadapi.
Dalam penyusunan makala ini kami
selaku penulis, memperoleh banyak bantuan dari banyak pihak, karena itu kami mengucapkan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam
menyelesaikan makalah ini.
Kamipun menyadari masih banyak
terdapat kekurangan dalam makalah yang kami susun ini, walaupun kami
mengharapkan bebas dari kesalahan dalam makalah ini. Karena selalu ada
kekurangan dalam sesuatu, oleh karena itu kami mengharapkan krtik dan saran
yang membangun bagi kami agar lebih baik lagi, akhir kata sekali lagi kami
sebagai penulis mengharapkan makalah ini dapat berguna bagi pembaca.
Depok, 03 Oktober 2013
Penyusun
Daftar isi
Kata pengantar………………………………………………………………………………………….........2
Daftar isi…………………………………………………………………………………………..........3
Bab 1 Pendahuluan
Latar belakang………………………………………………………………………………………………..4
Rumusan masalah………………………………………………………………………………………………....4
Bab 2 Pembahasan
Pengertian konflik………………………………………………………………………………………………….5
Definisi konflik………………………………………………………………………………………………….5
Jenis – jenis konflik……………………………………………………………………………………………….....6
Penyebab konfliK.………………………………………………………………………………………………………...6
Cara memecahkan konflik………………………………………………………………………………………………….8
Cara menghentikan konflik……………………………………………………………………………………………….....8
Motivasi………………………………………………………………………………………………..9
Teori Motivasi………………………………………………………………………………………………..9
Bab 3 Penutup
Kesimpulan……………………………………………………………………………………...........10
Saran…………………………………………………………………………………………………10
Daftar Pustaka………………………………………………………………………………………………..10
Bab I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Organisasi
adalah suatu hal yang bisa dikatakan tidak asing lagi bagi berbagai lapisan
masyarakat. Sebab hampir disemua lapisan masyarakat membutuhkan organisasi
untuk menjalankan suatu tujuan yang ini dicapai. Dewasa ini di Indonesia
organisasi dapat dikatakan sedang dalam masa berkembang dengan munculnya banyak
organisasi dalam bentuk lapisan masyarakat. Tidak menutup kemungkinan dalam
sebuah organisasi terjadi konflik
Bukan hal umum
jikalau didalam organisasi ada perbedaan pendapat yang memicu konflik. Namun
dengan adanya konflik dalam suatu organisasi bukan berarti tidak ada cara untuk
menyelesaikan masalah tersebut. Maka dari itu kami akan membahasa tentang
konflik yang terjadi didalam organisasi dan cara menyelesaikannya. Agar konflik
atau perbedaan pendapat tidak menghambat perkembangan sebuah organisasi
tersebut.
RUMUSAN MASALAH
1. Apa Definisi dari konflik ?
2. Sebutkan jenis – jenis konflik ?
3. Penyebab dan cara mengatasi konflik ?
4. Apa itu Motivasi ?
5. Jelaskan Teori Motivasi
Bab II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN KONFLIK
Konflik
adalah perbedaan pendapat antara anggota satu dengan yang lain akibat
kurangnya komunikasi di dalam organisasi.Konflik Organisasi (organizational
conflict) adalah ketidaksesuaian antara dua atau lebih anggota-anggota atau
kelompok organisasi yang timbul karena adanya kenyataan bahwa mereka harus membagi
sumber daya- sumber daya yang terbatas atau kegiatan-kegiatan kerja dan atau
kenyataan bahwa mereka mempunyai perbedaan status, tujuan, nilai dan
persepsi.Konflik dapat menimbulkan bermacam-macam dinamika prilaku
berorganisasi.
Konflik berasal dari kata
kerja
Latin configere yang
berarti saling memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu
proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah
satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau
membuatnya tidak berdaya.
Tidak satu
masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya atau dengan
kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan hilangnya
masyarakat itu sendiri.
Konflik
dilatarbelakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu dalam
suatu
interaksi.
perbedaan-perbedaan tersebut diantaranya adalah menyangkut ciri fisik, kepandaian,
pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan lain sebagainya. Dengan
dibawasertanya ciri-ciri individual dalam interaksi sosial, konflik merupakan
situasi yang wajar dalam setiap
masyarakat dan tidak satu
masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya atau dengan
kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan
hilangnya masyarakat itu sendiri.
Konflik
bertentangan dengan
integrasi.
Konflik dan Integrasi berjalan sebagai sebuah siklus di masyarakat. Konflik
yang terkontrol akan menghasilkan integrasi. sebaliknya, integrasi yang tidak
sempurna dapat menciptakan konflik
B.
DEFINISI
KONFLIK
Ada beberapa pengertian konflik
menurut beberapa ahli.
Menurut Taquiri dalam Newstorm
dan Davis (1977), konflik merupakan warisan kehidupan sosial yang boleh berlaku
dalam berbagai keadaan akibat daripada berbangkitnya keadaan ketidaksetujuan,
kontroversi dan pertentangan di antara dua pihak atau lebih pihak secara
berterusan.
Menurut Gibson, et al (1997:
437), hubungan selain dapat menciptakan kerjasama, hubungan saling tergantung
dapat pula melahirkan konflik. Hal ini terjadi jika masing – masing komponen
organisasi memiliki kepentingan atau tujuan sendiri – sendiri dan tidak bekerja
sama satu sama lain.
Menurut Robbin (1996), keberadaan
konflik dalam organisasi ditentukan oleh persepsi individu atau kelompok. Jika
mereka tidak menyadari adanya konflik di dalam organisasi maka secara umum
konflik tersebut dianggap tidak ada. Sebaliknya, jika mereka mempersepsikan
bahwa di dalam organisasi telah ada konflik maka konflik tersebut telah menjadi
kenyataan.
C. JENIS-JENIS KONFLIK
Menurut
Dahrendorf,
konflik dibedakan menjadi 6 macam :
·
Konflik antara kelompok-kelompok sosial (antar
keluarga, antar gank).
·
Konflik kelompok terorganisir dan tidak terorganisir
(polisi melawan massa).
·
Konflik antar satuan nasional (kampanye, perang
saudara)
·
Konflik antar atau tidak antar agama
·
Konflik antar politik.
·
konflik individu dengan kelompok
D. PENYEBAB KONFLIK
- Perbedaan individu, yang meliputi perbedaan
pendirian dan perasaan.
Setiap
manusia adalah individu
yang unik. Artinya, setiap orang memiliki pendirian dan perasaan yang
berbeda-beda satu dengan lainnya. Perbedaan pendirian dan perasaan akan sesuatu
hal atau lingkungan yang nyata ini dapat menjadi faktor penyebab konflik
sosial, sebab dalam menjalani hubungan sosial, seseorang tidak selalu sejalan
dengan kelompoknya. Misalnya, ketika berlangsung pentas musik di lingkungan
pemukiman, tentu perasaan setiap warganya akan berbeda-beda. Ada yang merasa
terganggu karena berisik, tetapi ada pula yang merasa terhibur.
- Perbedaan latar belakang kebudayaan sehingga
membentuk pribadi-pribadi yang berbeda.
Seseorang sedikit banyak akan
terpengaruh dengan pola-pola pemikiran dan pendirian
kelompoknya. Pemikiran
dan pendirian yang berbeda itu pada akhirnya akan menghasilkan perbedaan
individu yang dapat memicu konflik.
- Perbedaan kepentingan antara individu atau
kelompok.
Manusia memiliki perasaan,
pendirian maupun latar belakang
kebudayaan yang
berbeda. Oleh sebab itu, dalam waktu yang bersamaan, masing-masing orang atau
kelompok memiliki kepentingan yang berbeda-beda. Kadang-kadang orang dapat
melakukan hal yang sama, tetapi untuk tujuan yang berbeda-beda. Sebagai contoh,
misalnya perbedaan kepentingan dalam hal pemanfaatan
hutan. Para tokoh
masyarakat menanggap
hutan sebagai kekayaan budaya yang menjadi bagian dari kebudayaan mereka
sehingga harus dijaga dan tidak boleh ditebang. Para
petani menbang pohon-pohon
karena dianggap sebagai penghalang bagi mereka untuk membuat kebun atau
ladang. Bagi para pengusaha
kayu, pohon-pohon ditebang dan kemudian kayunya diekspor guna mendapatkan uang
dan membuka pekerjaan. Sedangkan bagi pecinta lingkungan, hutan adalah bagian
dari lingkungan sehingga harus dilestarikan. Di sini jelas terlihat ada
perbedaan kepentingan antara satu kelompok dengan kelompok lainnya sehingga
akan mendatangkan konflik sosial di masyarakat. Konflik akibat perbedaan
kepentingan ini dapat pula menyangkut bidang
politik,
ekonomi,
sosial, dan budaya. Begitu pula
dapat terjadi antar kelompok atau antara kelompok dengan individu, misalnya
konflik antara kelompok buruh dengan pengusaha yang terjadi karena perbedaan
kepentingan di antara keduanya. Para buruh menginginkan upah yang memadai,
sedangkan pengusaha menginginkan pendapatan yang besar untuk dinikmati sendiri
dan memperbesar bidang serta volume usaha mereka.
- Perubahan-perubahan nilai yang cepat dan
mendadak dalam masyarakat.
Perubahan adalah sesuatu yang
lazim dan wajar terjadi, tetapi jika perubahan itu berlangsung cepat atau
bahkan mendadak, perubahan tersebut dapat memicu terjadinya konflik sosial.
Misalnya, pada masyarakat pedesaan yang mengalami proses industrialisasi yang
mendadak akan memunculkan konflik sosial sebab nilai-nilai lama pada masyarakat
tradisional yang biasanya bercorak pertanian secara cepat berubah menjadi nilai-nilai
masyarakat
industri.
Nilai-nilai yang berubah itu seperti nilai kegotongroyongan berganti menjadi
nilai kontrak kerja dengan upah yang disesuaikan menurut jenis pekerjaannya.
Hubungan kekerabatan bergeser menjadi hubungan struktural yang disusun
dalam
organisasi formal
perusahaan. Nilai-nilai
kebersamaan berubah menjadi individualis dan nilai-nilai tentang pemanfaatan
waktu yang cenderung tidak ketat berubah menjadi pembagian waktu yang tegas
seperti jadwal kerja dan istirahat dalam dunia industri. Perubahan-perubahan
ini, jika terjadi seara cepat atau mendadak, akan membuat kegoncangan
proses-proses sosial di masyarakat, bahkan akan terjadi upaya penolakan
terhadap semua bentuk perubahan karena dianggap mengacaukan tatanan kehiodupan
masyarakat yang telah ada
E.
CARA UNTUK MEMECAHKAN KONFLIK
o
ELIMINATION
Yaitu pengunduran
diri salah satu pihak yang terlibat dalam konflik
o
SUBJUGATION/DOMINASI
Pihak yang mempunyai
kekuatan terbesar dapat memaksa pihak lain untuk mentaatinya
o
MAJORITY RULE
Suara terbanyak yang di ambil melalui voting menentukan
keputusan
o
MAJORITY CONSERT
Kelompok mayoritas
yang menang, namun kelompok minoritas merasa tidak terkalahkan dan menerima
keputusan
o
KOMPROMI
Kedua belah pihak berusaha mencari jalan tengah
o
INTEGRASI
Pendapat pendapat
yang bertentangan di diskusikan, di pertimbangkan dan di telaah kembali Sampai
kelompok mencapai suatu keputusan yang memuaskan semuanya
F.
CARA MENGHENTIKAN KONFLIK
- Kemenangan salah satu pihak
- Kompromi
- Rekonsiliasi pihak yang bertikai
- Saling memaafkan
- Kesepakatan damai
- Memberi perhatian
- Menggunakan orang ketiga untuk damai
- Menggunakan aturan yang ketat
G.
MOTIVASI
Motivasi adalah
proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan seorang individu untuk
mencapai tujuannya.Tiga elemen utama dalam definisi ini adalah intensitas,
arah, dan ketekunan.Dalam hubungan antara motivasi dan intensitas, intensitas
terkait dengan dengan seberapa giat seseorang berusaha, tetapi intensitas
tinggi tidak menghasilkan prestasi kerja yang memuaskan kecuali upaya tersebut
dikaitkan dengan arah yang menguntungkan organisasi.
Motivasi
merupakan masalah yang kompleks dalam organisasi karena kebutuhan dan keinginan
setiap anggota organisasi adalah berbeda-beda. Dan berkembang atas dasar proses
belajar yang berbeda pula.Motivasi dapat ditimbulkan baik oleh faktor internal
maupun eksternal tergantung darimana suatu kegiatan dimulai. Kebutuhan dan
keinginan yang ada dalam diri seseorang akan menimbulkan motivasi internal.
Begitu juga dalam suatu organisasi, setiap individu akan mempunyai kebutuhan
dan keinginan yang berbeda dan unik
H.
TEORI MOTIVASI
Motivasi merupakan satu penggerak
dari dalam hati seseorang untuk melakukan atau mencapai sesuatu tujuan.
Motivasi juga bisa dikatakan sebagai rencana atau keinginan untuk menuju
kesuksesan dan menghindari kegagalan hidup. Dengan kata lain motivasi adalah
sebuah proses untuk tercapainya suatu tujuan. Seseorang yang mempunyai motivasi
berarti ia telah mempunyai kekuatan untuk memperoleh kesuksesan dalam
kehidupan..
Motivasi dapat
berupa motivasi intrinsic dan ekstrinsic. Motivasi yang bersifat intinsik
adalah manakala sifat pekerjaan itu sendiri yang membuat seorang termotivasi,
orang tersebut mendapat kepuasan dengan melakukan pekerjaan tersebut bukan
karena rangsangan lain seperti status ataupun uang atau bisa juga dikatakan
seorang melakukan hobbynya. Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah manakala
elemen elemen diluar pekerjaan yang melekat di pekerjaan tersebut menjadi
faktor utama yang membuat seorang termotivasi seperti status ataupun
kompensasi.
Banyak teori
motivasi yang dikemukakan oleh para ahli yang dimaksudkan untuk memberikan
uraian yang menuju pada apa sebenarnya manusia dan manusia akan dapat menjadi
seperti apa. Landy dan Becker membuat pengelompokan pendekatan teori motivasi
ini menjadi 5 kategori yaitu teori kebutuhan,teori penguatan,teori
keadilan,teori harapan,teori penetapan sasaran.
Bab III
PENUTUPAN
Kesimpulan
Dari
pembahasan diatas kami dapat menarik kesimpulan bahwa kehadiran konflik dalam
suatu organisasi tidak dapat dihindarkan. Konflik dalam organisasi dapat
terjadi antara individu dengan individu, baik individu pimpinan maupun individu
lainnya, konflik individu dengan kelompok maupun konflik antara kelompok
tertentu dengan kelompok yang lain. Tidak semua konflik merugikan organisasi.
Konflik yang ditata dan dikendalikan dengan baik dapat berujung pada keuntungan
organisasi sebagai suatu kesatuan, sebaliknya apabila konflik tidak ditangani
dengan baik serta mengalami peningkatan secara terbuka dapat merugikan
kepentingan organisasi.
Saran
Konflik
terjadi karena adanya perbedaan atau masalah yang terbentur satu sama lain.
Konflik dalam organisasi tidak bisa dihindari. Sebaiknya konflik itu diusahakan
untuk dicarikan jalan keluarnya dan menjadi pembelajaran untuk membangun lebih
baik lagi dalam suatu organisasi tersebut
DAFTAR PUSTAKA