Dasar
Pengambilan Keputusan
Kelompok
3 :
2KA13
Erick Basir 12112525
Kasman Wicaksono 14112041
Maria ulfa 14112431
Rani anggraeni 16112023
Riri Rizabil 16112442
Rama Heriance 15112909
UNIVERSITAS
GUNADARMA
2014
Kata
Pengantar
Rasa syukur yang dalam kami
sampaikan ke hadiran Tuhan Yang Maha Pemurah, karena berkat
kemurahanNya makalah ini dapat kami selesaikan sesuai yang
diharapkan. Dalam makalah ini kami membahas “Dasar Pengambilan
Keputusan”, suatu permasalahan yang selalu dialami setiap individu
yang berada dalam organisasi maupun dalam perusahaan.
Makalah ini dibuat dalam
rangka memperdalam pemahaman masalah pengambilan keputusan entah
dalam individu maupun kelompok yang sangat diperlukan dan
penting untuk mencapai suatu hasil yang maksimal.
Hal ini perlu kita pelajari
dan kita pahami karena jika kita ingin terjun dalam dunia bisnis,
kita tidak akan menjalankan suatu usaha itu sendiri, apalagi jika
kita ingin berkecimpung dalam dunia corporation yang cukup besar.
Masalah yang kita hadapi juga bukan yang kecil semata, bisa saja kita
mendapatkan masalah yang kompleks dan membutuhkan berbagai pihak
untuk memecahkannya, sehingga mendapatkan solusi yang efektif.
Tentunya ada hal-hal yang
ingin kami berikan kepada pembaca dari hasil makalah ini. Karena itu
kami berharap semoga makalah ini dapat menjadi sesuatu yang berguna
bagi kita bersama. Terimakasih
Depok,
Maret 2014
Penyusun
BAB
I
PENDAHULUAN
- Latar Belakang
Pembuatan
keputusan dalam organisasi menempati posisi strategis. Proses dan
teknik pembuatan keputusan yang benar akan mengarahkan organisasi
pada jalur yang tepat dalam mencapai tujuannya. Oleh karenanya
pembuatan keputusan juga harus memperhatikan dimensi hubungan
manusiawi. Pembuatan keputusan berhubungan dengan masalah. Suatu
masalah muncul karena keadaan sebenarnya berbeda dengan yang
diharapkan. Dalam banyak hal, masalah mungkin adalah peluang yang
tersembunyi. Proses penemuan masalah sering kali informal dan
intuitif.
- Tujuan
Tujuan
penulisan ini adalah agar setiap pemimpin dalam organisasi bahkan
setiap orang dapat mengetahui bagaimana cara mengambil keputusan yang
baik dan tidak berselisih paham dengan pihak lain atau tidak
merugikan pihak lain sehingga keputusan yang diambil akan menjadi
efektif untuk kepentingan bersama.
- Rumusan Masalah
Dalam
tulisan ini akan membahas tentang definisi dan dasar pengambilan
keputusan, jenis-jenis keputusan organisasi, dan faktor-faktor yang
mempengaruhi pengambilan keputusan, serta implikasi manajerial yang
berlaku dalam pengambilan keputusan
BAB
II
PEMBAHASAN
- Definisi pengambilan keputusan
Pengambilan keputusan
merupakan proses fundamental di dalam organisasi dimana para manajer
mengambil keputusan berdasarkan informasi (komunikasi) yang mereka
terima melalui struktur organisasi dan perilaku para individu dan
kelompok di dalamnya.
Pengambilan keputusan
membedakan para manajer dari non manajer. Mutu keputusan yang di
ambil juga menentukan keefektifan mereka sebagai manajer.
Keputusan dapat di
klasifikasikan sebagai keputusan yang di program dan keputusan yang
tidak di program tergantung terhadap jenis masalahnya. Kebanyakan
keputusan yang di program harus diambil di tingkat pertama
organisasi, sedangkan keputusan yang tidak di program sebagian besar
harus di ambil oleh pimpinan teras.
Pengambilan keputusan tidak
boleh dianggap sebagai tujuan, melainkan sebagai cara untuk mencapai
tujuan dan sasaran organisasi. Keputusan merupakan tanggapan
organisasi terhadap masalah.
- Jenis – jenis keputusan organisasi :
- Otoriter
Pembuatan keputusan secara
otoriter berarti segala masalah yang timbul dalam organisasi
semata-mata di putuskan oleh pimpinan. Cara otoriter lebih bersifat
subjective, hanya dilihat dari segi kepentingan diri sendiri,
menimbulkan suasana tertekan bagi para bawahan, tidak ada jalur
penampungan ide bawahan, para bawahan biasanya apatis hanya menanti
perintah.
- Demokratis
Segala masalah yang timbul
dalam organisasi akan diputuskan bersama antara atasan dan bawahan.
Dengan kata lain, segala keputusan yang ada akan di musyawarahkan dan
mengambil solusi terbaik dari ide-ide yang ada.
- Liberal
Segala masalah yang timbul
dalam organisasi diserahkan kepada para bawahan. Biasanya
mengakibatkan kekacauan, kesimpangsiuran, tidak ada keselarasan
karena tergantung dari masing – masing individu yang memiliki
pikiran serta kepentingan berbeda-beda. Biasanya setiap individu
mencari enaknya sendiri, kurang memperhatikan kepentingan
keseluruhan.
- Dasar pengambilan keputusan
Sangat menarik dan menolong di
dalam pembahasan mengenai teori pengambilan keputusan dengan
memperhatikan organisasi, perorangan, dan kelompok yang terlibat
dalam proses pengambilan keputusan dalam teori sistem.
Dalam teori ini, suatu sistem
merupakan suatu set komponen yang tergabung bersama berdasarkan suatu
bentuk hubungan tertentu. Komponen itu satu sama lain saling kait
mengait dan membentuk suatu kesatuan yang utuh. Tingkah laku suatu
sistem ditentukan oleh hubungan antar komponennya.
Suatu organisasi merupakan
suatu contoh sistem tersebut yang bekerjasama untuk mencapai suatu
tujuan. Tingkah laku suatu organisasi, katakan suatu perusahaan,
sangat tergantung pada tingkah laku komponen-komponennya dan ada
hubungan dalam organisasi tersebut.
Sebagai contoh suatu
perusahaan sebagai suatu organisasi akan mencapai suatu tujuan
katakan jumlah penerimaan penjualan sebesar-besarnya (maksimum
revenue). Setiap pimpinan sub-unit harus mengambil keputusan guna
menunjang pencapaian tujuan tersebut. Informasi utama yang diperlukan
ialah besarnya jumlah permintaan produk yang akan di produksi
berdasarkan ramalan penjualan. Berdasarkan ramalan penjualan diwaktu
yang akan datang, direktur produksi memutuskan memproduksi (melalui
perencanaan) sejumlah yang diminta agar tidak terjadi produksi
berlebih (over production) atau produksi rendah (under production).
Setelah diketahui berapa jumlah produk yang harus diketahui berapa
jumlah produk yang harus di produksi, dapat diputuskan dengan tepat
berapa jumlah bahan mentah yang harus dibeli, berapa buah mesin di
perlukan, berapa orang tenaga kerja yang harus ditambah (diputuskan
oleh direktur personil), berapa jumlah dana yang dibutuhkan dan
berapa yang harus di pinjam dari bank (diputuskan oleh direktur
keuangan).
Jadi direktur produksi,
personil, dan keuangan tidak boleh seenaknya membuat keputusan
tentang berapa unit produk harus di produksi, berapa tenaga baru
harus ditambah, dan berapa dana yang harus dipinjam dari bank. Semua
keputusan yang dibuat oleh masing-masing kepala sub-unit harus
terkait satu sama lain, agar tujuan perusahaan dapat tercapai.
Sistem itu terdiri dari
beberapa tingkat (hirarki) yang berbeda. Pada hirarki yang paling
bawah misalnya tingkatan seksi (sub-bagian), elemen-elemen pada
sub-sistem tingkat bawah tersebut dapat dianggap sebagai suatu sistem
yang berdiri sendiri. Misalnya : Desa merupakan hirarki yang terendah
dari sistem pemerintahan. (perhatikan mulai dari Presiden sebagai
kepala negara merupakan pimpinan tertinggi, kemudian Menteri,
Gubernur, Bupati, Camat, dan Kepala Desa pimpinan terendah). Desa,
Kecamatan, Kabupaten, Propinsi, Negara, masing-masing mempunyai
kepala yang bisa dianggap suatu sistem yang berdiri sendiri.
Dalam pengambilan keputusan,
suatu desisi terdapat dalam suatu kerangka pikiran (framework of
thought, mental environtment) dan kerangka daya upaya (framework of
action, operational environtment).
Bagaimana struktur dan sistem
daripada kerangka pengambilan keputusan tersebut tergantung dari :
- Posisi orang yang berwenang, berwajib, dan bertanggung jawab untuk mengambil desisi,
- Problema atau masalah yang dihadapi dan harus ditangani atau dipecahkan,
- Situasi dimana sipengambil desisi dan problema itu berada,
- Kondisi daripada si pengambil desisi, kekuatan dan kemampuan untuk menghadapi problema tersebut,
- Tujuan yang harus dicapai dengan pengambilan keputusan tersebut.
- Faktor – faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan
Proses pengambilan keputusan
banyak di pengaruhi oleh faktor lingkungan dan perilaku manusia.
Pengambilan keputusan yang berbeda mungkin akan memilih alternative
yang berbeda dalam situasi yang sama karena adanya perbedaan nilai
persepsi dan kepribadian.
- Faktor manusia
Faktor terpenting dalam
pengambilan keputusan adalah faktor manusia, baik sebagai pemimpin,
staffer, pelaksana, maupun pemakaian hasil (langganan, dan
sebagainya).
Masalahnya adalah bahwa
didalam kehidupan masyarakat dan organisasi modern diperlukan
orang-orang yang sudah mampu menentukan sendiri apa yang harus di
perbuat di dalam rangka kewajiban yang dia punyai dengan kata lain,
makin pelik masalah yang dihadapi, makin diperlukan manusia yang maju
dan modern untuk menanganinya. Manusia yang demikian itu adalah hasil
pendidikan dan kesempatan untuk memperoleh pengalaman.
- Lingkungan
Pengambilan keputusan harus
menghadapi 3 macam lingkungan. Dalam tiap lingkungan, pengetahuan
tentang unsur mutlaknya berbeda.
- Pengambilan keputusan dalam kondisi yang pasti
Dalam lingkungan ini hanya ada
1 unsur mutlak yaitu, ada kepastian tentang masa depan. Lingkungan
ini jarang terjadi, dan biasanya berhubungan dengan keputusan yang
sangat rutin, melibatkan soal-soal yang sama dari waktu ke waktu.
Tapi dalam situasi seperti itupun, masa depan tetap saja tidak dapat
dipastikan secara sempurna.
- Pengambilan keputusan dalam kondisi ketidak pastian
Disini ada lebih dari 1
keadaan unsur mutlak, dan pengambilan keputusan tidak mempunya
pengetahuan memadai mengenainya, bahkan untuk menentukan
probabilitasnya sekalipun.
Dalam situasi ini ada 4
kriteria yang dapat digunakan untuk membuat keputusan, yaitu :
- Kriteria maximax
Memilih alternative keputusan
yang akan memaksimalkan hasil.
- Kriteria maximin
Untuk memaximumkan hasil
minimum, maka kita harus memilih yang terbaik dari hasil-hasil buruk
- Kriteria realism
Kriteria batas tengah antara
maximax dan maximin yaitu antar optimis dan pesimis. Jadi kita harus
memilih suatu keputusan yang realistis antara 2 hal tersebut. Mana
yang lebih baik untuk kita ambil, ditinjau dari baik buruknya,
berhasil atau gagalnya, serta keuntungan dan kerugiannya.
- Pengambilan keputusan dalam kondisi penuh resiko
Dalam situasi ini ada lebih
dari 1 unsur mutlak, tetapi pengambilan keputusan mempunya informasi
yang akan membantu penentuan nilai probabilitas untuk masing-masing
peristiwa mendatang.
- Posisi
Setiap orang, terlebih dalam
masyarakat yang sudah maju, berada di dalam posisi atau kedudukan
yang berubah-udah, satu sama lain tergantung dari apa atau siapa yang
dia hadapi pada waktu itu.
Jadi, posisi kita selalu di
tentukan oleh apa dan atau siapa yang kita hadapi.
Apa, siapa, itu merupakan
bagian daripada lingkungan dimana kita berada pada suatu ketika.
Oleh karena itu, maka dapat
pula dikatakan, bahwa posisi atau kedudukan seseorang itu selalu di
tentukan oleh lingkungannya.
Hal tersebut perlu di sadari
sepenuhnya oleh setiap orang yang menghadapi masalah pengambilan
keputusan, jangan sampai salah tanggap dan salah berfikir. Oleh sebab
orang yang terbiasa berkuasa dengan pangkat dan jabatan yang tertentu
mempunya kecenderungan untuk membawa kebiasaan posisional itu
kemana-mana, sehingga dapat menjadi tertawaan orang atau pertanyaan
pihak-pihak yang tidak mau menerimanya.
Sebaliknya, adapula orang yang
terbiasa menjadi bawahan yang tertekan, pada waktu berada didalam
posisi untuk mengambil keputusan tidak berani berbuat apa-apa.
- Problema
Masalah adalah apa yang
menjadi penghalang untuk mencapainya tujuan yang merupakan
penyimpangan dari apa yang diharapkan, direncanakan, atau
dikehendaki.
Problema tidak selalu dapat
dikenali dengan segera. Ada yang memerlukan analisa, ada pula yang
bahkan memerlukan riset tersendiri.
- Situasi
Situasi berada didalam keadaan
pada umumnya, baik yang relevan (ada hubungan dengan kita beserta
permasalahan) maupun yang tidak relevan.
Situasi adalah keseluruhan
faktor-faktor dalam keadaan yang berkaitan satu sama lain, dan yang
secara bersama-sama memancarkan pengaruh terhadap kita beserta apa
yang hendak kita perbuat.
Faktor-faktor tersebut ada
yang konstan, tidak berubah-ubah, namun sebagian besar terdiri atas
faktor-faktor variable yang tidak tetap keadaannya.
Diantara variable-variable itu
ada yang dapat di perhitungkan, bahkan dapat dikendalikan, namun ada
pula yang sama sekali diluar kekuasaan manusia untuk mengaturnya,
misalnya : curah hujan, banjir, gempa bumi.
- Kondisi
Adalah keseluruhan daripada
faktor-faktor yang secara bersama-sama menentukan daya gerak, daya
berbuat, atau kemampuan kita.
Sebagian terbesar daripada
faktor-faktor tersebut merupakan sumber-sumber daya atau resources.
Sumber-sumber daya itu, bahkan
kondisi secara keseluruhan harus dikendalikan melalui management yang
setepat-tepatnya.
Sebaliknya, sumber-sumber daya
itu menentukan daya management kita, daya kita untuk merencanakan dan
melakukan sesuatu serta mencapainya secara efektif.
- Tujuan
Tujuan yang hendak dicapai,
baik tujuan individu, tujuan unit(kesatuan), tujuan organisasi,
maupun tujuan usaha pada umumnya telah ditentukan sebelumnya.
Tujuan yang ditentukan dalam
mengambil desisi adalah tujuan antara atau prapta atau objective.
Dalam kondisi serba pasti,
mudah untuk menganalisis situasi dan membuat keputusan yang baik.
Sebab kepastian melibatkan hanya 1 unsur mutlak sehingga pengambilan
keputusan cukup mengambil hasil terbaik dalam 1 baris dan memilih
alternative yang berkaitan dengan hasil tersebut.
Pada sebagian besar
organisasi, kebanyakan pengambilan keputusan dilakukan melalui
panitia, tim, satuan tugas, dan bentuk kelompok lainnya. Ini karena
para manajer sering kali menghadapi situasi dimana mereka harus
mencari dan mengkombinasikan pertimbangan dalam pertemuan kelompok.
Hal ini terutama berlaku bagi masalah-masalah yang tidak di program,
yang merupakan hal baru, dan sangat tidak pasti hasilnya. Pada
kebanyakan organisasi, jarang ditemukan keputusan atas masalah
semacam itu diambil oleh satu individu secara regular. Dengan semakin
rumitnya masalah yang dihadapi perusahaan diperlukan pengetahuan
khusus dalam banyak bidang, yang biasanya tidak dimiliki oleh satu
orang. Persyaratan ini, ditambah dengan pernyataan bahwa keputusan
oleh banyak unit diseluruh organisasi telah meningkatkan penerapan
pendekatan kolektif dalam proses pengambilan keputusan. Bagi
kebanyakan manajer, akibatnya adalah banyaknya waktu yang terbuang
dalam berbagai rapat panitia dan pertemuan kelompok lainnya.
Penelitian menunjukan bahwa banyak manajer yang menghabiskan 80% dari
waktunya untuk menghadiri rapat panitia.
Contoh pengambilan keputusan
oleh kelompok di sebuah perusahaan pengecer besar
Pengecer terkemuka J.C. Penney
Company menerapkan pengambilan keputusan oleh kelompok ditingkat atas
perusahaan. Sebuah panitia yang terdiri atas 14 manajer teras
berdiskusi dan mengambil keputusan bagi berbagai masalah penting
seperti perencanaan, seleksi manajerial, seleksi barang dagangan, dan
hubungan masyarakat.
Para eksekutif di Penney
percaya bahwa ada beberapa resiko dalam pengambilan keputusan oleh
kelompok. Proses pengambilan keputusan oleh kelompok tersebut
memerlukan waktu lebih lama, menyita waktu eksekutif, dan seringkali
menghasilkan kompromi yang kurang sempurna. Para eksekutif juga
percaya bahwa proses tadi dapat memecahkan berbagai masalah yang
sangat sulit seperti bagaimana cara mengalokasi biaya di antara
berbagai divisi, apa alternatif bauran yang harus dilakukan, dan
bagaimana menggaji pimpinan di kantor pusat.
Pengambilan keputusan oleh
kelompok juga dihargai karena dapat memperbaiki gambaran keuntungan
perusahaan, melaksanakan pemakaian komputer secara cepat, dan
mengurangi posisi staff yang berlebihan. Akhirnya, sediaan margin
keuntungan, dan entusiasme menjadi lebih baik sebagai hasil
pendekatan pengambilan keputusan oleh kelompok.
Pimpinan berharap dapat
meneruskan penerapan pengambilan keputusan oleh kelompok. Semua
keputusan penting sekarang diambil melalui panitia pimpinan.
Nampaknya, di perusahaan J.C. Penney, “14 kepala lebih baik
daripada 1 kepala”.
**
- Implikasi manajerial dalam pengambilan keputusan
Implikasi manajerial adalah
bagaimana meningkatkan prodiktifitas dengan cara meningkatkan
kapasitas, kualitas, efisiensi dan efektivitas dari sumberdaya yang
ada. Dalam pengambilan keputusan, implikasi dapat dilakukan dengan
cara :
- Brainstorming
Meningkatkan kreativitas
dengan mendorong pengungkapan melalui diskusi yang tidak mengkritik.
- Proses Delphi
Meningkatkan kreatifitas
dengan pertimbangan yang diajukan secara anonim atas gagasan guna
mencapai keputusan konsensus.
- Teknik kelompok nominal
Meningkatkan kreatifitas
dengan mengumpulkan orang bersama-sama dalam sebuah pertemuan yang
sangat terstruktur yang tidak memperkenankan adanya banyak komunikasi
verbal. Keputusan kelompok merupakan hasil pemungutan suara anggota
yang dilakukan secara matematis.
Daftar
Pustaka
Teknik
Pengambilan Keputusan,
Johannes Supranto, MA. Penerbit Rineka Cipta
Pengambilan
Keputusan Secara Kuantitatif (Quantitative Approaches to Management),
Richard I.Levin, David S. Rubin, Joel P. Stinson, Everette S.
Gardner. Jr. RAJAWALI PERS Jakarta.
Organisasi
Jilid 2,
Gibson Ivancevich Donnelly, Penerbit Erlangga
Beberapa
Pandangan Umum Tentang Pengambilan Keputusan (Decisions Making),
Prof. Dr. Mr. S. Prajudi Atmosudirdjo
Perilaku
Organisasi Edisi Kedelapan,
Stephen P. Robbins, PT. Prenhallindo, Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar