Jumat, 24 Oktober 2014

Bahasa Indonesia


Analisis kalimat efektif dan tidak efektif






Artikel online dari alamat blog


Analisis kalimat efektif dan tidak efektif menurut saya :

      1.       ...telah mengambarkan tentang sosok guru idaman nan ideal. Saya yakin kata-kata beliau tidak asing lagi di telingga kita.

Koreksi :
...telah mengambarkan tentang sosok guru idaman dan ideal. Saya yakin pernyataan beliau tidak asing lagi di telingga kita.

      2.       Kunci sukses pendidikan yang pertama dan utama adalah Akhlaq.

Koreksi :
Kunci sukses pendidikan yang utama adalah Akhlaq.

      3.       ...Guru benar–benar harus bisa menjadi teladan dalam berakhlaq.

Koreksi :
Guru harus bisa menjadi teladan dalam berakhlaq.         

      4.       ...Guru harus benar–benar menjadi penggali minat dan pemompa semangat belajar anak sehingga setiap anak mampu berpikir kritis dan belajar mandiri.

Koreksi :
...Guru harus menggali minat dan semangat belajar anak sehingga setiap anak mampu berpikir kritis dan belajar mandiri.

      5.       ...Jadi sebetulnya guru tidak perlu banyak mengajar, justru lebih perlu banyak menggagas tentang beragam bintang prestasi di langit yang perlu setiap siswa gapai.

Koreksi :
Jadi seharusnya guru tidak perlu banyak mengajar, justru lebih memerlukan pembelajaran tentang beragam prestasi  yang perlu digapai oleh siswa.

      6.       ...karena otak anak dalam golden-age sedang otak gurunya sudah mulai telmi..

Koreksi :
...karena otak anak dalam masa perkembangan sedangkan otak gurunya sudah mulai berkurang..

       7.       ...Guru harus benar–benar pengganti orang tua yang menerapkan Asah, Asih, Asuh, namun sekali lagi bukan dalam arti mengajar tapi mendidik.

Koreksi :
...Guru harus menjadi pengganti orang tua yang menerapkan Asah, Asih, Asuh, namun sekali lagi bukan dalam arti mengajar tapi mendidik.

Analisis kalimat deduktif dan induktif menurut saya :

Paragraf 1
“Ki Hajar Dewantoro yang lahir pada 2 Mei 1899dan tiap tanggal 2 Mei kita memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas), telah mengambarkan tentang sosok guru idaman nan ideal. Saya yakin kata-kata beliau tidak asing lagi di telingga kita. Menurut beliau seorang guru harus”

Analisis :Menurut saya paragraf 1 ini menunjukan kalimat deduktif.

Paragraf 2
“Kunci sukses pendidikan yang pertama dan utama adalah Akhlaq. Guru benar–benar harus bisa menjadi teladan dalam berakhlaq. Anak didik kebanyakan lebih percaya dengan gurunya daripada orangtuanya, karena guru dianggap tahu segala-galanya. Untuk itu segala tingkah laku, sopan santun guru akan menjadi panutan muridnya. Guru kencing berdiri, murid kencing berlari.”

Analisis : menurut saya paragraf 2 ini menunjukan kalimat deduktif.

Paragraf 3
“Kunci sukses kedua adalah Minat dan Semangat Belajar. Guru harus benar–benar menjadi penggali minat dan pemompa semangat belajar anak sehingga setiap anak mampu berpikir kritis dan belajar mandiri. Jadi sebetulnya guru tidak perlu banyak mengajar, justru lebih perlu banyak menggagas tentang beragam bintang prestasi di langit yang perlu setiap siswa gapai.”

Analisis : menurut saya paragraf 3 ini menunjukan kalimat induktif.

Paragraf 4
“Seorang bijak berpendapat bahwa tugas guru itu ibaratnya bercerita tentang enaknya ilmu dan membangkitkan selera anak untuk melahap ilmu tersebut. Keberhasilan tertinggi guru adalah jika mampu mengubah siswa yang mogok belajar menjadi siswa lebih pandai dari dirinya. Ini bukan tidak mungkin, karena otak anak dalam golden-age sedang otak gurunya sudah mulai telmi, waktu belajar anak lebih luas, sementara waktu belajar guru lebih terbatas, sumber belajar saat ini lebih banyak daripada sumber belajar ketika guru kuliah.”

Analisis : menurut saya paragraf 4 ini menunjukan kalimat induktif.

Paragraf 5
“Kunci sukses ketiga adalah Pengasuhan dan Pengayoman. Guru harus benar–benar pengganti orang tua yang menerapkan Asah, Asih, Asuh, namun sekali lagi bukan dalam arti mengajar tapi mendidik.

Analisis : menurut saya paragraf 5 ini menunjukan kalimat deduktif.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar